Cerita Sex di rawat oleh suster yang nakal dan sexy

Cerita Sex di rawat oleh suster yang nakal dan sexy

gadis-desa.com – Cerita Sex di rawat oleh suster yang nakal dan sexy , Saat aku sedang asik mendengarkan lagu didalam mobil aku melihat kerumunan orang yang mana terjadi keributan dari kejauhan gak jelas siapa dengan siapa setelah lanjut perjalanan dengan pelan pelan saat menoleh ternyata yang dikeroyok malah Kakak temanku, segera langsung aku pinggirkan mobilku untuk menghampirinya.

Aku tarik dua orang yang sedang memukulnya karena Bandi sudah jatuh terduduk dan dihajar berempat sekarang Bandi mengurus dua orang dan aku dua orang memang masih tidak seiimbang dalam perkelahianku aku berhasil menangkap satu dari lawanku dan aku jepit kepalanya dengan lengan kiriku sedang lengan kananku aku gunakan untuk menghajarnya

Sementara aku berusaha menggunakan kakiku untuk melawna yang satunya lagi aku tak sempat lihat apa yang dilakukan Bandi waktu seakan sudah tidak dapat dihitung lagi demikian cepatnya sampai hal terakhir yang masih aku ingat adalah aku merasakan perih di pinggang kanan belakangku

Dan saat kutengok ternyata aku ditusuk dengan sebilah belati dari belakang oleh entah siapa sambil menahan sakit aku merenggangkan jepitanku pada korbanku dan berusaha melakukan tendangan memutar.

Sasaranku adalah lawan yang di depanku. Namun pada saat melakukan tendangan memutar sambil melayang tiba-tiba aku melihat ayunan stcik soft ball ke arah kakiku yang terjulur ngga’ ampun lagi aku jatuh terjerembab dan gagal melancarkan tentangan mautku.

Sesampainya aku di tanah dengan agak tertelungkup aku merasakan pukulan bertubi-tubi mungkin lebih dari 3 orang yang menghajarku. Terakir kali kuingat aku merasakan beberapa kali tusukan sampai akhirnya aku sadar sudah berada di rumah sakit.

Aku tidak jelas berada di rumah sakit mana yang pasti berisik sekali dan ruangannya panas dalam ruangan tersebut ada beberapa ranjang pada saat aku berusaha untuk melihat bagian bawahku yang terluka aku masih merasakan nyeri pada bagian perutku dan kaki kananku serasa gatal dan sedikit kebal ( mati rasa ).

Aku coba untuk geser kakiku ternyata berat sekali dan kaku. Kemudian aku paksakan untuk tidur Sore itu aku dijenguk oleh Dian adik Bandi Dian ini teman kuliahku dia datang bersama dengan Mita adiknya yang di SMA katanya habis jenguk Bandi dan Bandi ada di ruang sebelah

” Makasih ya Joss kalo ngga’ ada kamu kali Bandi sudah ” katanya sambil menitikkan air mata ” Sudahlah semua ini sudah berlalu tapi kalo boleh aku tau kenapa Bandi sampe dikeroyok gitu ? ” tanyaku penasaran.

” Biasa gawa-gara cewec mereka goda cewec Airlangga dan cowocnya marah makanya dikeroyok emang sich bukan semua yang ngeroyok itu anak Airlangga sebagian kebetulan musuh Bandi dari SMA, sialnya Bandi saja ketemu lagi dan suasananya kaya’ gitu jadi dech di dihajar rame-rame ” jawab Mita.

” Kak Jossy yang luka apanya saja ? ” tanya Mita.

” Tau nih rasanya ngga’ keruan ” jawabku ” Lihat aja sendiri soalnya aku ngga’ bisa gerak banyak kamu angkat selimutnya sekalian aku juga mo tau ” lanjutku pada Mita.

” Permisi ya Kak ” kata Mita langsung sambil membuka selimutku ( hanya diangkat saja ). Sesaat dia pandangi luka-lukaku dan mungkin karena banyak luka sehingga dia sampe bengong gitu dan pas aku lihat pinggangku dibalut sampe pinggul dan masih tembus oleh darah.

Di bawahnya lagi aku melihat. ya ampun pantes ni anak singkong bengong meriamku tidak terbungkus apa-apa dan yang seremnya kepalanya yang gede kelihatan menarik sekali seperti perkedel. Sesaat kemudian aku masih sempat melihat kaki kananku digips.

Mungkin patah kena stick soft ball. Mita menutup kembali selimut tadi dan Dian tidak sempat melhat lukaku karena dia sibuk nangis hatinya memang lemah sepertinya dia melankolis sejati. ” Mita sini aku mo bilangin kamu ” kataku Mitapun menunduk mendekatkan telinganya ke mulutku.

” Jangan bilang sama Dian soal apa yang kamu lihat barusan kamu suka ngga’ ? ” kataku berbisik. ” Serem ” bisiknya bales.

” Dian kamu jangan lihat lukaku nanti kamu makin nnga’ kuat lagi nahan tangismu ” kataku.

” Tapi paling tidak amu mo tau boleh aku raba ? ” tanyanya ” Silahkan pelan-pelan ya masih belum kering lukanya. ” jawabku.

Dianpun memasukkan tangannya ke balik selimut dan mulai meraba dari dada ke perut di situ dia merasakan ada balutan digesernya ke kanan kiri terus ke bawahan dikit

” Kok perbannya sampe gini lukanya kaya’ apa ? ”

” Wah aku sendiri belum jelas ” aku jawab pertanyaan Dian. Turun lagi tangannya ke pinggul kanan kena kulitku terus ke tengah kena meriamku dia raba setengah menggenggam untuk meyakinkan apa yang tersentuh tangannya tersentak dan dia menarik tangannya sedikit sambil melepas pengangannya pada meriamku

” Sorry ngga’ tau. ” ” Ngga’ apa-apa kok malah enak kalo sekalian dipijitin soalnya badanku sakit semua ” kataku nakal.

” Nah. Kak Dian pegang anunya Kak Joss ya ? ” goda Mita Merah wajah Dian ditembak gitu. Dian terus saja meraa sampe pada kaki kananku dan dia menemukan gips ” Lho kok digips ? ”

” Iya patah tulangnya kali ” jawabku asal untuk menenangkan pikirannya Dian selesai merabaiku tapi tampak sekali dia masih kepikiran soal sentuhan pada meriam tadi dan sesekali matanya masih melirik ke sekitar meriamku sedang aku juga sedang menikmati dan membayangkan ulang kejadian barusan Flash back lah.

Tanpa sadar tiba-tiba meriamku meradang dan mulai bangun sehingga tampak pada selimut tipis kalo ada sesuatu perkembangan di sana.

” Kak Joss anunya bangun ” bisik Dian padaku sambil dia ambil selimut lain untuk menutupnya tapi tangannya berhenti dan diam di atasnya.

” Supaya Mita ngga’ ngelihat ” bisiknya lagi.

Aku cuman bisa mengangguk aku sadar ujung penisku masih dapat menggapai telapaknya aku coba kejang-kejangkan penisku dan Dian seperti merasa dicolek-coleh tangannya.

” Mit kamu pamit sama Mas Bandi dech kita bentar lagi pulang dan biar mereka istirahat ” kata Dian dan Mitapun melangkah keluar ruangan

” Kak Joss. nakal sekali anunya ya ” bisik Dian aku balas dengan ciuman di pipinya. ” Dian tolongin donk diurut-urut itunya biar lupa sakitnya ” pintaku

” Iya dech ” jawab Dian langsung mengurut meriamku dari luar selimut biar ngga’ nyolok dengan pasien lain walaupun antara ranjang ada penyekatnya ” Ian dari dalem aja langsung biar cepetan. ” pintaku karena merasa tanggung dan waktunya mepet sekali dia mo pulang.,

Dian menuruti permintaanku dengan memeriksa sekitar lebih dulu terus tangannya dimasukkan dalam selimutku langsung meremas meriamku dielusnya batangku dan sesekali bijinya dikocoknya lembut sekali wah gila rasanya lama juga Dian memainkan meriamku sampe aku ngga’ tahan lagi dan crrooottt.. crot. ccrrroooo..tttt. beberapa kali keluar

Tiba-tiba Mita datang dan buru-buru Dian tarik tangannya dari balik selimut sedikt kena spermaku telapak tangan Dian dia goserkan pada sisi ranjang untuk mengelapnya

” Sudah Kak Joss aku sama Mita mo pulang. ” pamit Dian ” Sudah keluar khan ” bisiknya pada telingaku cup pipiku diciumnya ” Cepet sembuhnya besok aku tengok lagi ” Dia sengaja menciumku untuk menyamarkan bisikannya yang terakhir.

” Eh kalo bisa bilangin susternya aku minta pindah kelas satu donk di sini gerah ” pintaku pada mereka. Merekapun keluar kamar dan melambaikan tangan satu jam kemudian aku dipindahkan ke tempat yang lebih bagus ada ACnya dan ranjangnya ada dua.

Tapi ranjang sebelah kosong. Posisi kamarku agak jauh dari pos jaga suster perawat itu aku tau saat aku didorong dengan ranjang beroda.

” Habis gini mandi ya ” kata suster perawat sehabis mendorongku ngga’ lama kemudian dia sudah balik dengan ember dan lap handuk dia taruh ember itu di meja kecil samping ranjangku dan mulai menyingkap selimutku serta melipatnya dekat kakiku.

Terbuka sudah seluruh tubuhku pas dia lihat sekita meriamku terkejut dia ada dua hal yang mengagetkannya yang pertama adalah ukuran meriam serta kepalanya yang di luar normal besar sekali dan yang kedua ada hasil kerjaan Dian spermaku masih berantakan tanpa sempat dibersihkan walaupun sebagian menempel di selimut tapi bekasnya yang mengering di badanku masih jelas terlihat.

” Kok kayaknya habis orgasme ya ? ” tanyanya. Lalu tanpa tunggu aju jawab dia ambil wash lap dan sabun ” Sus jangan pake wash lap geli saya ngga’ biasa ” kataku. Suster itu mulai dengan tanganku dibasuh dan disabunnya usapannya lembut sekali sambil dimandiin aku pandangi wajahnya dadanya cukup gede kalo aku lihat orangnya agak putih tangannya lembut.

Selesai dengan yang kiri sekarang ganti tangan kananku dan seterusnya ke leher dan dadaku terus diusapnya sapuan telapak tangannya lembut aku rasakan dan akupun memejamkan mata untuk lebih menikmati sentuhannya.

Sampe juga akhirnya pada meriamku dipegangnya dengan lembut. ditambah sabun digosok batangnya bijinya kembali ke batangnya dan aku ngga’ kuat untuk menahan supaya tetap lemas akhirnya berdiri juga pertama setengah tiang lama-lama juga akhirnya penuh keras. dia bersihkan juga sekitar kepala meriamku sambil berkata lirih

” Ini kepalanya besar sekali baru kali ini syya lihat kaya’ gini besarnya ”

” Sus enak dimandiin gini ” kataku memancing. Dia diam saja tapi yang jelas dia mulai mengocok dan memainkan batangku kaya’nya dia suka dengan ukurannya yang menakjubkan

” Enak Mas kalo diginikan ? ” tanyanya dengan lirikan nakal. ” Ssshh iya terusin ya Sus sampe keluar ” kataku sambil menahan rasa nikmat yang ngga’ ketulungan tangan kirinnya mengambil air dan membilas meriamku kemudian disekanya dengan tangan kanannya.

Kenapa kok diseka pikirku tapi aku diam saja mengikuti apa yang mau dia lakukan pokoknya jangan berhenti sampe sini aja pusing nanti Dia dekatkan kepalanya dan dijulurkan lidahnya kepala meriamku dijilatnya perlahan

Dan lidahnya mengitari kepala meriamku sejuta rasanya wow enak sekali lalu dikulumnya meriamku aku lihat mulutnya sampe penuh rasanya dan belum seluruhnya tenggelam dalam mulutnya yang mungil

Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur. Lama juga aku diisep suster jaga ini sampe akhirnya aku ngga’ tahan lagi dan crooott. crooott nikmat sekali. Spermaku tumpah dalam rongga mulutnya dan ditelannya habis sisa pada ujung meriamkupun dijilat serta dihisapnya habis

” Sudah sekarang dilanjutkan mandinya ya ” kata suster itu dan dia melanjutkan memandikan kaki kiriku setelah sebelumnya mencuci bersih meriamku badanku dibaliknya dan dimandikan pula sisi belakang badanku. Selesai acara mandi

” Nanti malam saya ke sini lagi nanti saya temenin ” katanya sambil membereskan barang-barangnya. terakhir sebelum keluar kamar dia sempat menciumku pas di bibir hangat sekali ” Nanti malam saya kasih yang lebih hebat ” begitu katanya.

Akupun berusaha untuk tidur nikmat sekali sore ini dua kali keluar dibantu dua cewec yang berbeda ini mungkin ganjaran dari menolong teman gitu hiburku dalam hati sambil memikirkan apa yang akan kudapat malam nanti akupun tertidur lelap sekali.

Tiba-tiba aku dibangunkan oleh suster yang tadi lagi tapi aku belum sempat menyanyakan namanya baru setelah dia mo keluar kamar selesai meletakkan makananku dan membangunkanku namanya Anna.

Cara dia membangunkanku cukup aneh rasanya suster di manapun tidak akan melakukan dengan cara ini dia remas-remas meriamku sambil digosoknya lembut sampe aku bangun dari tdurku.

Langsung aku selesaikan makanku dengan susah payah akhirnya selesai juga lalu aku tekan bel dan tak lama kemudian datang suster yang lain aku minta dia nyalakan TV di atas dan mengakat makananku. Aku nonton acara-acara TV yang membosankan dan juga semua berita yang ditayangkan tanpa konsentrasi sedikitpun.

Sekitar jam 9 malam suster Wiwik datang untuk mengobati lukaku dan mengganti perban pada saat dia melihat meriamkupun dia takjub ” Ngga’ salah apa yang diomongkan temen-temen di ruang jaga ” demikian komentarnya.

” Kenapa Sus ? ” tanyaku ngga’ jelas. ” Oo itu tadi teman-teman bilang kalo pasien yang dirawat di kamar 26 itu kepalanya besar sekali. ” jawabnya.

Setelah selesai denganmengobati lukaku dan dia akan tinggalkan ruangan sebelum membetulkan selimutku dia sempatkan mengelus kepala meriamku ” Hmmm gimana ya rasanya ? ” gumamnya tanya meminta jawaban.

Sambil masih pengen lihat meriam dasyat yang meluluh lantakkan tubuh mereka semaleman. Abis gitu sekitar jam 5 aku kembali tidur sampe pagi jam 7.20 aku dibangunkan untuk mandi pagi. Mandi pagi dibantu oleh suster Dewi dan sempat diisep sampe keluar dalam mulutnya.

Nah suster Dewi ini yang kulitnya hitaman semalam. Nama mereka sering aku dapat setelah tubuh mereka aku dapat. Hari kedua Pagi jam 10 aku dibesuk oleh Dian dan Mita mereka membawakan buah jeruk dan apel aslinya sich aku ngga demen makan buah setengah jam kami ngobrol bertiga.

Sampe suatu saat aku bilang pada Dian ” aku mo minta tolong Ian kepalaku pusing soalnya aku dari semaleman ngga’ dapet keluar dan aku ngga’ bisa self service ” demikian kataku membuka acara dan akupun bercerita sedikit kebiasaanku pada Dian dengan bumbu tentunya.

Aku cerita kalo biasa setiap kali mandi pagi aku suka onani kalo semalemnya ngga’ dapet cewec buat nemenin tidur dan sorenya juga suka main lagi Dian bisa maklum karena aku dulu sempat samen leven dengan Nana temannya yang hyper sex selama 8 bulan lebih dia juga tahu kehidupanku tidak pernah sepi cewec.

Dengan dalih dia mo bantu aku karena hal ini dianggap sebagai bales jasa menyelamatkan jiwa kakaknya yang aku selamatkan dari keroyokan kemarin sampe akhirnya aku sendiri masuk rumah sakit.

Dia minta Mita adiknya keluar dulu karena malu, tapi Mita tau apa yang akan dilakukan Dian padaku karena pembicaraan tadi di depan Mita. Sekeluarnya Mita dari kamar Dian langsung memasukkan tangannya dalam selimutku dan mulailah dia meremas dan mengelus meriamku yang sedang tidur.

Sampe bangun dan keras sekali setelah dikocoknya dengan segala macam cara masih belum keluar juga sedang waktu sudah menunjukkan pukul 10.45 berarti jam besuk tinggal 15 menit lagi maka aku minta Dian menghisap meriamku.

Mulanya dia malu tapi dikerjakannya juga demi bales jasa kaya’ya atau dia mulai suka ? Akhirnya keluar juga spermaku dan kali ini tidak diselimut lagi tapi dalam mulut Dian dan ini pertama kali Dian meneguk spermaku.

Juga pertama kali teman kuliahku ini ngisep punyaku kaya’nya dia juga belum mahir betul itu ketahuan dari beberapa kali aku meringis kesakitan karena kena giginya. Spermaku ditelannya habis.

Sesuai permintaanku dan aku bilang kalo sperma itu steril dan baik buat kulit benernya sich aku ngga’ tau jelas asal ngomong aja dan dia percaya setelah menelan spermaku dia ambil air di gelas dan meminumnya.

Belum biasa kali. Aku tengok ke jendela luar saat Dian ambil minum tadi ternyata aku melihat jendela depan yang menghadap taman tidak tertutup rapat dan aku sempat lihat kalo Mita tadi ngintip kakaknya ngisep aku Jam 11.05 mereka berdua pamit pulang.

Selanjutnya aku aku makan siang dan tidur sampe bangun sekitar jam 3 siang. Dan aku minta suster jaga untuk memindahkanku ke kursi roda sebelum dipindahkan aku diobati dulu dan diberi pakeaian seperti rok panjang terusan agak gombor.

Dengan kancing banyak sekali di belakangnya. Pada saat mengenakan pakaian tersebut dikerjakan oleh dua suster shift pagi suster Atty dan suster Fatima, pada saat mereka berdua sempat melihat meriamku mereka saling berpandangan dan tersenyum terus melirik nakal padaku.

Aku cuek saja pada saat aku mo dipindahkan ke kurasi roda aku diminta untuk memeluk suster Fatima orangnya masih muda sekitar 23 tahunan kira-kira rambutnya pendek tubuhnya sekitar 159 Cm dadanya sekitar 34 B.

Pada saat memeluk aku sedikit kencangkan sambil pura-pura ngga’ kuat berdiri aku dekap dia dari pinggang ke pundak ( seperti merengkuh ) dengan demikian aku telah menguncinya sehingga dia tidak dapat mengambil jarak lagi dan dadanya pas sekali dipundakku greeng meriamku setengah bangun dapat sentuhan tersebut.

” Agak tegak berdirinya Mas berat soalnya badan Masnya ” kata suster Fatima. Akupun mengikut perintahnya dengan memindahkan tangan kananku seakan merangkulnya dengan demikian aku makin mendekatkan wajahnya ke leherku dan aku dorong sekalian kepalaku sehingga dia secara ngga’ sadar bibirnya kena di leherku.

Sementara suster Atty membetulkan letak kursi roda aku lihat pinggulnya dari berlakang wah bagus juga ya Suster Fatima bantu aku duduk di kursi roda dan suster Atty pegang kursi roda dari belakang.

Pada saat mo duduk pas mukaku dekat sekali dengan dada suster Fatima aku sempetin aja desak dan gigit dengan bibir berlapis gigi ke dada tersebut karena beberapa terhenti aku dapat merasakan gigitan itu sekitar 2 detikan dech dia diam saja dan saat aku sudah duduk. dan suster Atty keluar kamar

” Awas ya nakal sekali ” kata suster Fatima sambil mendelik. Aku tau dia ngga’ marah cuman pura-pura marah aja ” Satunya belum Sus ” kataku menggoda

” Enak aja geli tau ? ” jawabnya sewot. ” Nanti saya cubit baru tau ” lanjutnya sambil langsung mencubit meriamku dan terus dia ngeloyor keluar kamar dengan muka merah karena meriamku saat itu sudah full standing karena abis nge-gigit toket jadi terangsang

” Sus tolong donk saya di dorong keluar kamar ” kataku sebelum sempat suster Fatima keluar jauh. Diapun kembali dan mendorongku ke teras kamar menghadap taman. Aku bengong di teras sambil menghisap rokokku di pangkuanku ada novel tapi rasanya males mo baca novel itu.

Jadinya aku bengong saja sore itu di teras sambil ngelamun aku mikirin rencana lain untuk malam ini mo pake gaya apa ya ? Tiba-tiba aku dikejutkan dengan telapak tangan yang menutup mataku saipa ini ? Kok tanyannya halus dingin dan kecil ” Siapa ni ?

” kataku Terus dilepasnya tangan tersebut dan dia ke arah depanku baru kutau dia Mita adik Dian. Kok sendirian ?

” Mana Mita ? ” tanyaku ” Lagi ketempat dosennya mo ngurus scripsi ” jawab Mita.

” Jadi ngga’ kesini donk ? ” tanyaku penasaran.

” Ya ngga’ lah ini saya bawain bubur buatan Mama ” katanya sambil mendorongku masuk kamar dia letakkan bubur itu di atas meja kecil samping ranjang.

Terus kami ngobrol sekitar 10 menit sampe aku bilang ” Mit ach ngga’ jadi dech ” kataku bingung gimana mo mulainya maksudku mo jailin dia untuk ngeluarin aku seperti yang dilakukan kakaknya pagi tadi bukankah dia juga udah ngintip..

kali aja dia pengen kaya’ kakaknya mumpung lagi cuman berduaan

” Kenapa Kak ? ” aku tak menjawab hanya mengernyitkan dahi saja ”

Pusing ya ? ” tanyanya lagi.

” Iya ni penyakit biasa ” kataku makin berani kali bisa ”

Kak gimana ya ? Tadi khan udah ? ” katanya mulai ngeti maksudku tapi kaya’nya dia bingung dan malu merah wajahnya tampak sekali.

” Mit sorry ya kalo kamu ngga’ keberatan tolongin Kakak donk ntar malem Kakak ngga’ bisa tidur kalo ” kataku mengarah dan sengaja tidak menyelesaikan kata-kataku supaya terkesan gimana gitu.

” Iya Mita tau Kak dan kasihan sekali tapi gimana Mita ngga’ bisa MIta malu Kak ”

” Ya udah kalo kamu keberatan aku ngga’ mo maksa lagian kamu masih kecil ”

” Kak Mita ciumin aja ya supaya Kakak terhibur jangan susah Kak kalo Mita sudah besar dan sudah bisa juga mau kok bantuin Kak Jossy kaya tadi pagi ” kata dia sambil mencium pipiku. ” Iya dech sini Kak cium kamu ” kataku dan diapun pindah kehadapanku.

Baca Juga : Cerita Sex Mbak Tri pembantu tetangga yang genit dan binal

Dia membungkuk sehingga ada kelihatan dadanya yang membusung aduh. gila usaha harus jalan terus ni gimana caranya masa bodo harus dapet aku udah pusing berat. Dan Mitapun memelukku sambil membungkuk aku cium pipinya, dagunya belakang telinganya kadang aku gigit lembut telinganya.

Pokoknya semua daerah rangsangan aku coba merangsangnya ciuman kami lama juga sampe nafasnya terasa sekali di telingaku. Tangaku mencoba meremas dadanya diapun mundur mo menghidar

” Mit gini dech aku sentuh kamu saja ngga’ ngapain kok supaya aku lebih tenang nanti malem ”

” Maaf Kak tadi Mita kaget Mita ngerti kok Kak Joss gini juga gara-gara Mas Bandi ” jawabnya penuh pengertian atau dia udah kepancing ?

Diapun kembali mendekat dan kuraih dadanya aku remasdan dia kembali menciumku dari tadi tidak ada ciuman bibir hanya pipi dan telinga saling berbalasan sampe remasanku makin liar dan mencoba menyusup pada bajunyamelalui celah kancing atasnya.

Tangan Mita mulai turun dari dadaku ke meriamku dan meremasnya dari luar ” Aduh enak sekali Mit terusin ya sampe keluar biar aku ngga’ pusing nanti ” kataku nafsu menyambut kemajuannya. Lama remasan kami berlangsung sampe akhirnya Mita melorot dan berjongkok di depanku dan menyingkap pakaianku dia mulai mo mencium meriamku

Dengan mata redup penuh nafsu dia mulai mencium sayang pada meriamku. ” Masukin saja Mit ” kataku. Mitapun memasukkan meriamku dalam mulut mungilnya sulit sekali tampaknya dan penuh sekali kelihatan dari luar dia mulai menghisap dan aku bilang jangan sampe kena gigi

Tak perlu aku ceritakan proses isep-isepan itu yang pasti saat aku ngga’ tahan lagi aku tekan palanya supaya tetap nancep dan aku keluarkan dalam mulut mungil Mita terbelalak mata Mita kena semprot spermaku.

” Telen aja Mit ngga’ papa kok ” kataku Diapun menelan spermaku lalu dicabutnya dari mulut mungil itu sisa spermaku yang meleleh di meriamku dan bibir mungilnya dilap pake tissue dan dia lari ke kamar mandi. sedang aku merapikan kembali pakaianku yang tersibak tadi.

Ada orang datang kelihatan dari balik kaca jendela ” Sorry Joss aku baru bisa dateng sekarang ngga’ dapet pesawat soalnya ” kata Bang Johnny yang datang bersama dengan kak Wenda dan Winny

” Iya ini juga langsung dari airport ” kata Kak Wenda.

” Kamu kenapa si ceritanya gimana kok bisa sampe kaya’ gini ?

” tanya Winny ” Lha kalian tau aku di sini dari mana ? ” tanyaku bingung. ” Tadi malem kami telpon ke rumah ngga’ ada yang jawab sampe tadi pagi kami telpon terus masih kosong ” kata Kak Wenda.

” Aku telpon ke rumahnya Donna yang di Kertajaya kamu ngga’ di sana aku telpon rumahnya yang di Grand Family juga kamu ngga’ ada, malah ketemu sammy di sana ” kata Winny.

” Sammy bilang mo bantu cari kamu terus siang tadi Donna telpon katanya dia abis nelpon Dian dan katanya kamu dirawat di sini dan dia cerita panjang sampe kamu masuk rumah sakit ” kata Winny lagi.

Mereka tuh semua dari Jakarta karena ada saudara Kak Wenda yang menikah dan rencananya pulangnya kemarin sore pantes Kak Wenda telpon aku kemarin mungkin mo bilangin kalo pulangnya ditunda.

Malah dapet berita kaya’ gini. Mita keluar dari kamar mandi yang ada dalam kamarku itu kaget juga tau banyak orang ada di sana dan dia kaya’nya kikuk juga Setelah aku perkenalkan kalo ini Mita adiknya Dian dan kemudian Mita pamit mo jenguk kakaknya diruang lain.

Kamipun ngobrol seperginya Mita dari hadapan kami. Winny memandangku dengan sedih mungkin kasihan tapi juga bisa dia cemburu sama Mita ngapain ada dalam kamar mandi dan sebelumnya cuman berduaan aja sama aku di sini.

Selanjutnya tidak ada cerita menarik untuk diceritakan pada kalian semua yang pasti mereka ngobrol sampe jam 5.20 karena minta perpanjangan waktu dan jam 5 tadi Mita datang lagi cuman pamit langsung pulang.

Malamnya seperti biasa kejadiannya sama seperti hari pertama mandi sore diisep lagi kali ini sustenya lain dia suster Fatima yang sempet aku gigit toketnya tadi siang. Dan malemnya aku main lagi dan tidur dengan suster Wiwik suster Anna off hari itu jadi waktu main cuman suster Wiwik, suster Ratih dan suster Dewi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *